Monday, 3 August 2015

Muktamar NU Ricuh, Muktamar Muhammadiyah Teduh: Efek Pilpres Kemarin

Muktamar NU yang diselenggarakan di Jombang dan juga diikuti oleh seluruh kyai NU mengalami kericuhan saat pelaksanaanya. Kericuhan tidak dapat dibendung ketika salah satu kyai berasal dari NTT di seret keluar oleh satuan keamanan NU dari antrian untuk memasuki Muktamar.

Penyebab kericuhan di muktamar NU sebenarnya bukanlah permasalahan sebatas antrian untuk masuk ke dalam acara Muktamar, tetapi melainkan adanya perbedaan pandangan politik praktis antara Said Aqil yang mendukung Prabowo/Hatta, dan Gus Sholah ke Jokowi/JK yang menyeret adanya skat diantar kader NU. Berbeda seperti yang dialami oleh muktamar Muhammadiyah yang teduh dikarenkan Dim Syamsyudin telah mendeklarasikan netral pada saat pilpres kemarin.

Kisruh muktamar NU kali ini diduga adanya perebutan kekuasaan pimpinannya yang tidak transparan, perang tersebut melalui sistem pemilihan terlebih dulu dan kemudian sistem pemilihan nantinya pada 2019 akan menentukan akan berpihak kemana NU dalam politik praktisnya antara KIH atau KMP.

Para kyai sepuh mengharapkan NU kembali ke khitahnya, seharusnya mereka mencalonkan satu calon independent saat muktamar NU kemarin agar NU tidak berpolitik prakris. Tetapi hal itu terlihat sulit tercapai melihat hampir semua nadhliyin muda berpolitk praktis.

No comments:

Post a Comment