Perjuangan Rozak dan Makanan Tradisonal Kerak Telor

Kerak Telor adalah makanan Tradisonal yang berasal dari Kota Jakarta (Betawi). Makanan yang berbahan dasar beras ketan putih, telur ayam, ebi (udang kering yang diasinkan) yang disangrai kering ditambah bawang merah goreng, lalu diberi bumbu yang dihaluskan berupa kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe, merica butiran, garam dan gula pasir ini bayak digemari oleh warga Jakarta. Penjual kerak telor dapat dengan mudah didapati di sekitaran tempat-tempat keramaian di sekitaran Kota Jakarta.

Salah satu penjual kerak telor sebut saja bapak Rozak yang tinggal di daerah Depok mengaku sudah berjualan kerak telor hampir tiga puluh tahun.  Setiap hari bapak Rozak ini berangkat dari rumahnya pukul 16.00 menggunakan trasportasi  kereta api untuk menjajakan hasil jualannya hingga pukul 22.00. Tetapi jika musim liburan tiba, dia bisa melayani pembeli  hingga jam 12 malam. Sehingga terpaksa subuh baru bisa pulang ke depok karena keretanya baru ada jam 4 pagi.

Rozak juga bercerita kepada Reza sebagai fotografer dan penulis aktif Warta Permadi, bahwa jualannya tidak hanya di Jakarta, ketika ada acara besar saya pernah berkeliling kota-kota yang ada di Indonesia. Seperti pada waktu itu ketika ada acara hari pahlawan, saya di undang oleh panitia acara untuk datang ke Surabaya. Tidak hanya di Surabaya, bapak Rozak juga mengaku pernah diundang ke acara jajanan nusantara yang ada di Makasar dan Palembang.

Diakhir ceritanya kepada Reza, bapak Rozak mengungkapkan keluh kesahnya dalam berjualan kerak telor. Satu hal yang masih menjadi beban untuk bapak rozak adalah dia masih menyewa gerobak panggulnya untuk bisa berjualan. Penghasilan berjualan kerak telor selama lebih dari tiga puluh tahun tidak mampu untuk membeli  gerobak panggul sendiri. Suatu ironi tersendiri ketika penghasilan bapak Rozak hanya mampu untuk kehidupan keluarganya yang serba kekurangan. Tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah untuk bisa meningkatkan kesejahteraan warga negaranya, khususnya para pelaku ekonomi mikro seperti penjual kerak telor ini yang sebenarnya memiliki potensi untuk dikembangkan lebih baik lagi. (Arif,Reza)