Saturday, 29 August 2015

Serbuan Propaganda Negatif Media Massa: Jokowi Terlihat Seperti Presiden Bodoh dihadapan Rakyatnya

Media massa adalah senjata kepentingan paling ampuh dan kejam di dunia. Pasalnya, media massa dapat mempengaruhi pandangan seseorang terhadap suatu peristiwa yang telah di framing (bingkai) sebelumnya. Framing merupakan hal wajib yang harus ada disetiap pemeberitaan yang akan dipublikasikan. Sehingga tujuan dari framing adalah dapat menggiring opini atau pandangan seseorang sesuai dengan kepentingan dari pemilik media massa tersebut. Sehingga jarang atau mungkin hampir mustahil ada media massa yang benar-benar netral tanpa berpihak kesiapapun dalam pemeberitaanya.

Seperti yang di alami oleh presiden Joko Widodo, banyak pemilik media massa bukanlah dari kalangan orang yang sejalan atau pro terhadap dirinya. Banyak pemilik media massa, baik cetak ataupun elektronik merupakan rival politik Jokowi pada pilpres 2014 kemarin. Sedangkan Jokowi bukanlah seorang pemilik media massa, sehingga serangan framing dan propaganda yang amat kuat dan besar terus diluncurkan oleh rival politik Jokowi tanpa ada perlawanan yang berarti.
Progam-progam pemerintah yang bagus dalam prospek kedepannya tenggelam oleh berita-berita negatif di layar televisi dan cetak. Bahkan seharusnya yang tidak seperti itu, diputar balikan oleh media massa atau di lebih-lebihkan agar dapat tercapai penggiringan opini masyarakat yang sesuai dengan framing pemilik media massa yang kontra terhadap pemerintah.

Seperti yang dialami oleh Negara Venezuela yang merasakan efek dari propaganda media begitu besar dan kuat. Media internasional dan media pro kebijakan Amerika membuat berita yang manipulatif dan sepihak untuk menjatuhkan presiden Hugo Chaves. Berita yang beredar mengajak rakyat venezuela untuk mogok kerja dan menolak rezim otoriter yang sudah tidak populer dan mendompleng demokrasi untuk menghantam Chaves dari pemerintah.
Kepentingan Amerika pada waktu itu cukup besar pada negara Venezuela, tetapi terhalang oleh kepemimpinan Hugo Chaves. Sehingga Amerika menggunakan serangan media massa untuk memecah belah rakyat venezuela dengan propagandanya agar kepentingan Amerika tercapai pada waktu itu.

Media massa  bukanlah Tuhan, media massa bukanlah Dewa yang dapat dipercayai 100% kebenaranya. Diperlukan analisis sederhana dan berpikir objektif dalam mentafsirkan apa yang telah ditayangkan atau dipublikasikan oleh media massa.

Penulis: arif bagus permadi
Mahasiswa ilmu politik



No comments:

Post a Comment