Wednesday, 24 December 2014

Kelompok Elit Gunakan Media Massa Sebagai Alat Hipnotis Rakyat Indonesia

foto ini diambil dari http://cdn.berdikarionline.com/2013/05/Kata.jpg-382x290.jpg
Indonesia adalah Negara yang memiliki berbagai macam persoalan dengan tingkat kompleksitasnya. Sejak awal kemeredekaan sampai era pasca reformasi, Negara indonesia belum mampu menghilangkan stigma sebagai negara berkembang. Walaupun telah berganti tujuh wajah pemimpin dengan model gaya kepemimpinan yang berbeda-beda, nampaknya Indonesia tetap saja terpuruk dalam Pembanguan, baik itu pembangunan infrastruktur ataupun sumber daya manusianya. Indonesia dalam dewasa ini terlihat hanya fokus pada siapa yang mendapat kekuasaan dan bagaimana mendapatkan kekuasaan itu. Mereka para elit yang berada dalam sirkulasi kekuasaan lupa akan apa tujuan dari kekuasaan itu ada dan apa yang mereka hasilkan dari kekuasaan yang mereka dapatkan. Elit hanya memanipulasi bagaimana perebutan kekuasaan diantara elit lainya itu terkesan demi rakyat dan untuk rakyat dengan menggunakan propaganda media massa.
Media massa adalah kekuatan yang dimiliki oleh elit sebagai penghubung komunikasi kepada rakyat. Di dalam media massa selalu terdapat framing yang cukup apik tentunya yang mengandung kepentingan-kepentingan elit didalamnya. Framing berguna untuk menghaluskan suatu kepentingan dari kelompok yang berkepentingan agar tidak terlihat terlalu ekstrim dalam penyampaian kepentingan. Sehingga dengan framing media massa, rakyat larut dan masuk dalam suatu jebakan yang menyerang otak mereka dan membentuk suatu pola pikir yang telah disusun apik oleh media massa atas kepentingan elit politik tersebut.
Berita-berita yang ditayangkan di media elektronik dan cetak selalu mengandung unsur dari suatu kepentingan elit politik. Antar media massa selalu ada perbedaan arti dan makna dalam satu peristiwa. Perpecahan arti dan makna dalam satu peristiwa itu berkaitan dengan perpecahan elit dalam rangka perebutan kekuasaan.
Media massa sebagai aktor kedua penyebab rakyat Indonesia terombang ambing akan kepentingan elit dalam merebutkan kekuasaan, dan yang sebagai aktor utama dari ini semua adalah elit itu sendiri. Elit dalam merebutkan sirkulasi kekuasaan melakukan berbagai hal untuk mendapatknya, dengan berbagai cara apapun termasuk propaganda-propaganda melalui media massa. Propaganda yang dilakuakan elit bertujuan mencuci otak rakyat Indonesia melalui media massa. Rakyat larut dan masuk dalam perangkap para elit, hingga rakyat menggangap bahwa tidak ada urusan yang lebih penting dari pada urusan merebutkan kekuasaan antar elit.
 Rakyat seakan-akan rela mati dan bangga terlibat dalam proses perebutan kekuasaan para elit-elit politik. Walaupun keterlibatan mereka hanya sekedar berkomentar dengan emosi melihat propaganda yang ditayangkan media massa akan kepentingan para elit politik dalam merebutkan kekuasaan, seakan-akan rakyat juga terlibat dalam perebutan itu dan mendapatkan keuntungan dari perebutan para penguasa elit tersebut. Padahal tidak sedikitpun dari mereka yang mendapatkan keuntungan dari para elit tersebut. Para elit begitu saja meninggalkan mereka setelah mendapatkan kekuasaan  karena tidak lagi membutuhkan lagi mereka.
       Sehingga dari itu semua, para elit politik menggunakan media massa sebagai alat untuk menghipnotis rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia terhipnotis oleh para elit politik, semua apa yang dikatakan, apa yang diperintahkan oleh para elit politik semua dituruti dan dilaksanakan oleh rakyat. Rakyat layaknya korban penjahat yang dihipnotis oleh penjahat yaitu elit. Hal inilah yang menyebabkan Negara Indonesia masih menjadi negara berkembang setalah hampir seabad merdeka dari kolonialisme negara barat. Para elit  di Indonesia layaknya penjajah di negara sendiri bahkan tak lebih baik dari pada kolonialisme yang di lakukan oleh negara barat.

1 comment:

  1. lantas bagaimana seharusnya yang dilakukan rakyat

    ReplyDelete