foto ini diambil dari http://cdn.berdikarionline.com/2013/05/Kata.jpg-382x290.jpg |
Indonesia
adalah Negara yang memiliki berbagai macam persoalan dengan tingkat
kompleksitasnya. Sejak awal kemeredekaan sampai era pasca reformasi, Negara
indonesia belum mampu menghilangkan stigma sebagai negara berkembang. Walaupun
telah berganti tujuh wajah pemimpin dengan model gaya kepemimpinan yang
berbeda-beda, nampaknya Indonesia tetap saja terpuruk dalam Pembanguan, baik
itu pembangunan infrastruktur ataupun sumber daya manusianya. Indonesia dalam
dewasa ini terlihat hanya fokus pada siapa yang mendapat kekuasaan dan bagaimana
mendapatkan kekuasaan itu. Mereka para elit yang berada dalam sirkulasi
kekuasaan lupa akan apa tujuan dari kekuasaan itu ada dan apa yang mereka
hasilkan dari kekuasaan yang mereka dapatkan. Elit hanya memanipulasi bagaimana
perebutan kekuasaan diantara elit lainya itu terkesan demi rakyat dan untuk
rakyat dengan menggunakan propaganda media massa.
Media
massa adalah kekuatan yang dimiliki oleh elit sebagai penghubung komunikasi kepada
rakyat. Di dalam media massa selalu terdapat framing yang cukup apik tentunya
yang mengandung kepentingan-kepentingan elit didalamnya. Framing berguna untuk
menghaluskan suatu kepentingan dari kelompok yang berkepentingan agar tidak
terlihat terlalu ekstrim dalam penyampaian kepentingan. Sehingga dengan framing
media massa, rakyat larut dan masuk dalam suatu jebakan yang menyerang otak
mereka dan membentuk suatu pola pikir yang telah disusun apik oleh media massa
atas kepentingan elit politik tersebut.
Berita-berita
yang ditayangkan di media elektronik dan cetak selalu mengandung unsur dari
suatu kepentingan elit politik. Antar media massa selalu ada perbedaan arti dan
makna dalam satu peristiwa. Perpecahan arti dan makna dalam satu peristiwa itu
berkaitan dengan perpecahan elit dalam rangka perebutan kekuasaan.
Media
massa sebagai aktor kedua penyebab rakyat Indonesia terombang ambing akan kepentingan
elit dalam merebutkan kekuasaan, dan yang sebagai aktor utama dari ini semua
adalah elit itu sendiri. Elit dalam merebutkan sirkulasi kekuasaan melakukan
berbagai hal untuk mendapatknya, dengan berbagai cara apapun termasuk
propaganda-propaganda melalui media massa. Propaganda yang dilakuakan elit bertujuan
mencuci otak rakyat Indonesia melalui media massa. Rakyat larut dan masuk dalam
perangkap para elit, hingga rakyat menggangap bahwa tidak ada urusan yang lebih
penting dari pada urusan merebutkan kekuasaan antar elit.
Rakyat seakan-akan rela mati dan bangga
terlibat dalam proses perebutan kekuasaan para elit-elit politik. Walaupun keterlibatan
mereka hanya sekedar berkomentar dengan emosi melihat propaganda yang
ditayangkan media massa akan kepentingan para elit politik dalam merebutkan
kekuasaan, seakan-akan rakyat juga terlibat dalam perebutan itu dan mendapatkan
keuntungan dari perebutan para penguasa elit tersebut. Padahal tidak sedikitpun
dari mereka yang mendapatkan keuntungan dari para elit tersebut. Para elit begitu
saja meninggalkan mereka setelah mendapatkan kekuasaan karena tidak lagi membutuhkan lagi mereka.
Sehingga dari itu semua,
para elit politik menggunakan media massa sebagai alat untuk menghipnotis
rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia terhipnotis oleh para elit politik, semua
apa yang dikatakan, apa yang diperintahkan oleh para elit politik semua
dituruti dan dilaksanakan oleh rakyat. Rakyat layaknya korban penjahat yang
dihipnotis oleh penjahat yaitu elit. Hal inilah yang menyebabkan Negara
Indonesia masih menjadi negara berkembang setalah hampir seabad merdeka dari
kolonialisme negara barat. Para elit di Indonesia
layaknya penjajah di negara sendiri bahkan tak lebih baik dari pada
kolonialisme yang di lakukan oleh negara barat.
lantas bagaimana seharusnya yang dilakukan rakyat
ReplyDelete