Sunday, 21 December 2014

Pemikir Politik Kontemporer Telah Mengambil Alih Peranan Sejarawan

Kondisi politik dewasa saat ini banyak mengalami kemerosotan dalam melahirkan teori-teori politik dan filsafat politik yang baru. Para ilmuwan politik kontemporer lebih sibuk menganalisa pemikiran-pemikiran politik masa lalu ketimbang menganalisa keadaan lingkungan hidup yang melingkupi pemikir tersebut. Menurut Easton, pada ilmuwan politik lebih memusatkan perhatiannya terhadap hubungan nilai dan lingkungan ketimbang pada upaya untuk mencoba menciptakan konsep nilai yang baru yang dapat membantu kebutuhan mereka.  Sehingga banyak ilmuwan politik yang lupa dalam merumuskan pokok-nilai di setiap masa karena terlalu sibuk dengan fakta-fakta historis saja.
Kritikan Easton juga mencakup pada Dunning, Sabine, McIllwain, dan Lindsay sebagai penulis politik kontemporer. Waktu mereka hanya dihabiskan untuk menelaah gagasan-gagasan politik masa lalu. Para penulis kurang tertarik untuk menghubungkan informasi tentang arti, konsistensi dan perkembangan kesejarahan nilai-nilai politik baik kontemporer ataupun lampau.
Para penulis politik kontemporer hanya sebagai historicits yang maksudnya adalah mereka hanya menuliskan sejarah pemikiran masa lalu saja tetapi tidak menggunakan pemikiran-pemikiran politik masa lalu sebagai rangsangan untuk menciptakan kembali dari tujuan-tujuan politik. Perlu digarisbawahi bahwa ilmuwan politik bukanlah seorang sejarwan, ilmuwan politik memiliki peran dalam menciptakan nilai-nilai baru yang dapat memecahkan masalah-masalah sosial dan berusaha memecahkan masalahnya. Hal ini sangat disayangkan bahwa pemikir politik kontemporer telah mengambil alih  peranan sejarawan.



1 comment: