Dalam setiap kesempatan, Presiden RI
ketujuh Joko Widodo selalu mengatakan bahwa pemerintahan yang dipimpinnya akan
mengimplementasikan konsep trisakti dalam setiap pembuatan kebijakan.
Kegembiraan serta harapan besar rakyat Indonesia terhadap Joko Widodo memanglah
sangat tinggi saat ini, terutama janji Jokowi mengimplementasikan konsep
trisakti. Publik saat ini percaya bahwa dengan mengusung konsep tersebut Jokowi
diharapkan mampu membawa sebuah perubahan untuk membuat Indonesia lebih baik,
terutama lagi sesuai dengan jargon politik mampu membawa Indonesia menjadi
lebih hebat.
Harapan publik yang besar kali ini
terhadap Jokowi merupakan sebuah tantangan, namun juga bisa berubah menjadi hujatan
apabila Jokowi tidak mampu merealisasi janji-janjinya saat kampanye. Beberapa
waktu ini ada beberapa janji-janji kampanye Jokowi yang sudah tidak mungkin
terealisasi seperti pembentukan kabinet dan pengangkatan menteri-menteri. Akan
tetapi yang ditunggu bagaimana realisasi kebijakan yang dibuat oleh
pemerintahan yang dipimpin Jokowi, Bagaimana perumusan kebijakan yang sesuai
dengan konsep trisakti?
Konsep trisakti yang pertama adalah
berdaulat secara politik artinya bahwa kebijakan yang terkait stabilitas
nasional haruslah tercapai. Jokowi harus mampu menjaga kedaulatan negara dan
bangsa di dalam dan di luar negeri, di dalam negeri jokowi harus mampu menjaga
kedaulatan tanah air Indonesia di setiap jengkal tanahpun. Disisi lain
pemerintahan yang baru harus dapat meminimalisir tindakan-tindakan yang
mengancam kebhinekaan Indonesia. Sedangkan di luar negeri, pemerintahan Jokowi
harus mempunyai ketegasan dan siap berkonfrontasi apabila itu diperlukan guna
menyelesaikan sengketa Internasional. Kebijakan luar negeri Thousand Friends, Zero Enemy harus
diakhiri supaya Indonesia mampu mengambil sikap yang tega dalam sengketa
internasional.
Konsep trisakti yang kedua adalah
berdikari secara ekonomi, pemerintahan Jokowi haruslah membuat kebijakan
ekonomi pro rakyat dan berdiri diatas kaki sendiri. Aset-aset ekonomi yang
merupakan hajat hidup orang banyak haruslah negara menguasainya, memang nasionalisasi
sangat kecil kemungkinanannya dapat terealisasi. Akan tetapi dalam hal ini
pemerintahan Jokowi, dituntut dapat menegoisasi ulang sejumlah perjanjian
ekonomi. Ini maksudkan agar rakyat Indonesia menikmati secara besar keuntungan
dari aset-aset ekonomi tersebut. Selain itu adanya globalisasi dan MEA di tahun
2015, pemerintah harus merancang ekonomi yang mampu memanfaatkan peluang tersebut
supaya Indonesia tidak hanya sekedar menjadi konsumen tetapi mampu menjadi
produsen.
Konsep tisakti yang ketiga adalah
berkepribadian dalam kebudayaan, di era globalisasi sekarang pengikisan
terhadap budaya lokal semakin lama semakin parah. Dapat dikatakan masyarakat
semakin lama kehilangan jati diri dan kepribadiannya sebagai bangsa Indonesia,
fenomenaa seperti ini haruslah menjadi sebuah signal pertimbangan bagi
pemerintahan Jokowi. Jokowi dituntut membuat sebuah kebijakan yang kembali
membangkitkan kebanggan masyarakat terhadap budaya lokal, seperti pengalamannya
dalam memimpinan di Solo dan di Jakarta.
Realisasi konsep trisakti harus
tercermin dalam kebijakan yang dibuat Jokowi dalam waktu dekat ini. Jokowi
diharapkan segera menempati janji-janjinya pada saat kampanye, karena apabila
janji tersebut tidak tercermin pada setiap kebijakannya maka sudah dapat
dipastikan dukungan rakyat akan berubah menjadi hujatan. (Mohammad Darry Abiyu)
No comments:
Post a Comment