Tuesday, 28 July 2015

Musim Kemarau Petani Akali Dengan Menanam Kedelai

Musim kemarau di Bojonegoro selalu dibarengi dengan sulitnya mendapatkan air untuk irigasi persawahan. Seperti yang dialami Desa Balenrejo, Para petani di balenrejo mengeluhkan sulitnya mendapatkan air untuk mengairi sawah-sawahnya.

Berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah setempat seperti membuat sumur, tetapi tetap saja tidak berhasil. Waduk tretes merupakan satu-satunya sumber air yang berjarak 30 kilometer dari desa balenrejo. Namun, tidak setiap hari air dari waduk dialirkan ke desa balenrejo, hanya sesekali saja saat waktu-waktu tertentu.

Sulitnya mendapatkan air mengharuskan para petani untuk menanam tanaman selain padi, yang bisa bertahan tanpa menggunakan air. Menanam kedelai menjadi solusi para petani untuk menggantikan tanaman padi. Kedelai dapat tumbuh tanpa membutuhkan air, hanya membutuhkan obat-obatan untuk disemprotkan pada waktu-waktu tertentu.
"Ya kalau gini ini kadang rugi kadang ngak mas, harga bibit kedelai yg kualitasnya baik 1 kilogram harganya 24 ribu, kalau panen 1 kilogram kedelai harganya 7.500, belum beli obat untuk disemprot" ujar salah satu petani berumur 73 tahun mbah Jemen.

Mbah Jemen juga menceritakan bahwa kepala desa dinilai kurang tanggap dalam mengerti kebutuhan petani, tidak seperti desa lain. Warga desa mengharapkan kepada kepala desa dapat menampung dan menyampaikan aspirasi mereka untuk disampaikan pemerintahan kabupaten bojonegoro, sehingga pemerintah diharapkan dapat memberikan bantuan subsidi seperti pupuk dan bibit kepada para petani di desa Balenrejo sesering mungkin.

No comments:

Post a Comment