Rakyat Indonesia kembali menelan kepahitan setelah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk menaikan harga BBM benar-benar terealisasikan. Pada tanggal 17 November 2014 pukul 21.00 wib Presiden mengesahkan kebijakan akan kenaikan BBM. Kenaikan tersebut berdalih sebagai pengalihan subsidi BBM untuk pembangunan infrastruktur. Pemerintah mengklaim bahwa selama ini, subsidi BBM dinikmati masyarakat kelas menegah atas, sehingga dirasa kurang tepat sasaran.
Lalu, apakah kebijakan pemerintah dengan menaikan harga BBM akan menguntungkan masyarakat ekonomi kelas menengah bawah. Dampak yang terjadi dari kenaikan harga BBM langsung dirasakan oleh masyarakat ekonomi kelas menengah bawah dengan melonjaknya harga-harga kebutuhan pokok dan tentunya akan disusul oleh kenaikan harga barang dan jasa. Sehingga dampak akan kenaikan harga BBM kurang begitu dirasakan oleh masyarakat ekonomi kelas menengah atas yang notabene memiliki pendapatan yang lebih dari cukup. Lantas apakah kenaikan harga BBM dapat dinilai lebih pro rakyat kecil ataukah kontra rakyat kecil.
Kebijakan pemerintah saat ini dengan menaikan harga BBM dinilai kurang tepat oleh masyarakat. berbagai protes dilakukan oleh berbagai kalangan dari pedagang kecil hingga mahasiswa untuk menolak kenaikan harga BBM yang begitu drastis. Salah satu pedagang cabe mengatakan bahwa sejak ada isu kenaikan harga BBM, harga cabe dari tengkulak mengalami kenaiakan hampir 3 kali lipat, akibatnya omset penjualan menurun karena kurangnya pembeli akibat kenaikan harga cabe tersebut.
Berbeda dengan masyarakat ekonomi kelas menengah atas yang memiliki penghasilan diatas rata-rata, kenaikan harga BBM tidak terlalu dipersoalkan, karena dampak yang dirasakan tidak langsung mempengaruhi kehidupan mereka. Walapun mereka juga kurang setuju dengan kenaikan harga BBM.
Memang pemerintah telah menyiapkan agenda-agenda yang menjanjikan sebagai kelanjutan dari penghapusan BBM bersubsidi, yaitu seperti pembangunan infrastruktur untuk para petani dan nelayan sehingga pendapatan mereka bertambah dan bisa menjadi makmur. Tetapi semua itu akan percuma ketika saat pendapatan mereka bertambah, diiringi dengan melonjaknya harga-harga bahan pokok karena kenaikan harga BBM.
kebijakan yang sangat ngawur dan merugikan rakyat kecil
ReplyDelete