Wednesday, 16 February 2022

Ada Penghuni Selain Aku di Rumahku : Terdengar Memanggil Tapi tidak ada Orang Part 3

 


"Waalaikumsalam le "jawab bapak. Awalnya kutanya kabar bapak dan ibu, Bapak menjawab alhamdulillah baik-baik sehat semua. Setelah bertanya kabar aku ceritakan semua kejadian yang aku dan istri alami akhir-aknir ini dirumah. Bapak hanya menyuruhku untuk lebih sering berdoa dan mencoba menenangkanku "ora ono opo-opo, wis akeh dungo ae le" (ga ada apa-apa, sudah banyak doa aja), ujar Bapak. Setelah itu kuakhiri percakapan dengan Bapak, berharap semua itu tidak terjadi lagi setelah mendengar nasehat dari Bapak. 

Setelah itu kami bersiap untuk tidur karena pukul sudah menunjukan 23.00 WIB. Kebiasaan sebelum tidur kami selalu cuci muka, kaki dan gosok gigi. Tapi malam itu  aku sempatkan rokok di teras, "ah rokok dulu lah setelah rokok kunci pagar" Pikirku. Belum habis rokok ini ku hisap tiba-tiba Diana memanggilku dengan keras "papaa! ". Langsung kubuang rokok dan bergegas menemui Diana " Ada apa ma" Tanyaku. Diana menanyai ku "papa dari tadi di luar ya" Tanya diana. Ternyata Diana bercerita dipikirnya aku di dalam kamar mandi, karena pintu tertutup dan terdengar orang seperti cuci muka dan gosok gigi. Karena lama tidak keluar-keluar Diana membuka pintu kamar mandi, kami biasa kadang-kadang berdua dikamar mandi kalau sedang cuci muka ataupun bersih-bersih badan sebelum tidur. Terkaget Diana ternyata dikamar mandi tidak ada siapa-siapa, lantas tadi siapa yang ada dikamar mandi, tanya Diana. 

Mendengar cerita Diana, tiba-tiba bulu kuduk ku merinding. Aku pastikan di kamar mandi memang tidak ada siapa-siapa. Kulihat dapur dan seluruh ruangan tidak ada apa-apa. Seperti biasa aku menenangkan Diana dan bersikap biasa saja agar tidak membuat kondisi semakin menakutkan walupun mendengarkan dari cerita Diana kejadian tadi sangatlah janggal dan aneh. 

Hujan turun sangat lebat malam itu, kilau cahaya kilat begitu terang menembus dalam ruangan dari cela gorden jendela rumah. Membuat suasana semakin terasa menakutkan ditambah dengan angin kencang yang menerjang pepohonan di depan rumah yang kulihat dari dalam jendela rumahku. 

Setelah itu kami tertidir, tiba-tiba anak leremouanki menangis disaat aku dan Diana tertidur lelap. Lona Namanya, Dia Baru umur 2 tahun. Lona menangis sambil melihat diatas lemari kamarku, tangannya menunjuk ke atas lemari. Lona terus menangjs, "ada apa nak, ada apa" Tanyaku pada Lona. Lona sambil menangis dia berbicara "mbah-mbah takut besar" Diulanginya terus menyebut mbah-mbah.  Aku nyalakan lampu dan langsung ambil garam di dapur, ku taburkan di sekitaran tempat yang membuat anakku menangis diatas lemari. Selang beberapa menit setelah aku taburkan garam itu, Lona berhenti menangis. "Alhamdulillah" Ucap syukurku karena Lona berhenti Menangis. 

Waktu sudah sangat larut malam, kulihat jam dinding sudah menunjukan 01.00 malam, aku coba telpon bapak lagi untuk menceritakan ke Bapak, tapi telpon tidak diangkat, ya mungkin Bapak sudah tidur karena memang sudah sangat malam. Mau minta bantuan siapa, kanan-kiri hanya ada rumah kosong yang belum dihuni oleh pemiliknya. Ada tetangga tapi jaraknya lumayan jauh. 

Akhirnya aku coba untuk menenangkan diri dengan shalat tahajud , seperti pesan Bapak di telpon tadi, untuk lebih sering berdoa. aku mengambil air Wudlu untuk Sholat Tahajud (Shalat tengah malam). Saat aku baru saja memulai shalat tahajud, perasaanku mulai tidak enak sehingga sholat ku tidak khusu. Aku merasa seperti ada yang memperhatikan dari pojok ruangan tempat aku sholat. Aku tetap mencoba melanjutkan, saat aku posisi sujud, terdengar suara tertawa, suara itu terdengar dari sudut ruangan dan terdengar lirih tetapi tidak yakin jelas apa yang diucapkan "aku wis sui" (Aku sudah lama) sambil tertawa lirih. 

Bersambung.. 

(Arif Bagus Permadi) 

Wednesday, 9 February 2022

Ada Penghuni Selain Aku di Rumahku : Terdengar Memanggil Tapi tidak ada Orang Part 2


Aku beranikan membuka gorden jendela untuk melihat siapa yang ada diluar, tapi tanganku dicegah oleh Diana " Jangan dibuka pa aku takut, halah gapapa ma santai aja lah",ujarku sambil tetap membuka gorden jendela. Kulihat sekeliling tidak terlihat siapa-siapa diluar, tapi angin tiba-tiba begitu kencang mengoyangkan kadang burung perkutut yang aku gantung di teras rumah dan ranting pohon didepan rumahku juga bergerak kanan kiri tersapu angin. Anehnya angin itu hanya disekitaran rumahku saja, sekejap angin itu lewat lalu menghilang kembali hening.

Seketika teringat kata Bapakku dulu pernah bercerita "Le (sebutan Jawa anak laki-laki) jin atau setan itu kalau wujud bisa dalam bentuk angin, iso juga rupo-rupo menungso (bisa menyerupai manusia) " . Ah masih tidak percaya dengan semua yang terjadi, aku masih menggangapnya itu halusinasi atau kebetulan saya walaupun ada rasa takut tapi tidak ku perlihatkan agar istriku tidak semakin takut. 

Keesokan harinya aktifitas berjalan seperti biasa saja, istriku sibuk dengan gadgetnya dan aku kerja dirumah untuk menelepon klien dan mengkontrol kiriman barang berjalan dengan baik. Ya aku sering kerja dari rumah, sesekali saja keluar untuk menemui klien-klienku. 

Tiba-tiba Handphone ku berdering, aku mendapat telpon dari klien. "baik baik pak, segera saya survey kebutuhan bapak bersama team" Ujarku di telpon. Klien membutuhkanku untuk memeriksa mesinnya yang sedang rusak, jadi aku harus kesana untuk memeriksanya. "Ma papa keluar dulu ya ke PT. D*** pak Firman tadi telpon papa suruh periksa mesinnya, mungkin sore sudah selesai kok ma" Ijinku ke istri. Diana tidak langsung menjawab, raut wajahnya tampak gelisah. "Pa, mama ikut ya ke pabrik" Jawabnya sambil merengek menarik bajuku. Aku coba kembali menenangkan Diana, "ma ini jam 10 pagi, ga bakal ada apa-apa, papa pulang sore ga sampai malam, ga mungkin dong mama ikut ke pabrik" Jawabku. 

Setelah itu aku bergegas mengambil kunci mobil dan Diana membukakan pagar untukku "pa cepet pulang ya, Hati-hati dijalan" Sapa istriku sambil melambaikan tangannya. Sesampainya di Pabrik langsung aku memeriksa apa saja yang harus diganti dan berdiskusi dengan teknisi. Tak terasa pukul menunjukan 16.00 WIB. "Pak saya pamit dulu ya, nanti laporannya saya akan kirim ke email bapak paling lambat besok" Pamit ku ke kepala teknisi disitu. Pak Firman kepala teknisi itu menahanku " Pak Permana jangan pulang dulu, kita makan-makan dulu lah didekat sini" Sambil nada memaksa mengajakku. Pikirku kasihan Diana kalau aku pulang telat, tapi aku juga ga enak sama pak Firman. "Baiklah pak sebentar saja ya, karena istri saya sendirian dirumah" Jawabku. 

Sambil menunggu makanan jadi, aku menelpon Diana untuk mengabarinya kalau aku pulang telat, tapi telpon selalu gagal karena diluar jangkuan, aneh ndak biasanya seperti ini. Pukul 17.30 baru selesai makan dan segera aku pulang. Tapi jalanan begitu macet karena ini tepat jam pulang kantor. Sambil terus kucoba untuk menelpon Diana tapi masih tetap jaringan diluar jangkauan. Aku terjebak macet dan tidak ada jalan alternatif, Satu-satunya harus lewat jalanan ini, aku terus kepikiran Diana. 

Satu jam lebih berlalu, akhirnya sampai dirumah pukul 18.45. "Ma papa pulang" Sambil kubuka pintu. Tapi pintu tidak kunjung dibuka-buka sama Diana. Memang pesanku pada Diana selalu kunci pintu kalau aku sedang tidak dirumah. Sambil ku gedor pintunya tidak kunjung dibuka-buka, sudah 5 menitan aku diluar. Akhirnya ada mata yang mengintip di jendela, "he ma bukain pintu" Kataku pada Diana yang sedang mengintip di jendela. 

"Kenapa ma kok ga buru-buru dibukain sih pintunya" Tanyaku. Diana bercerita tapi sambil memastikan ini papa beneran kan. "Hah kamu kenapa sih", jawabku bingung. Diana membuatkan aku segelas teh hangat, ini pa minum, sambil bercerita padaku "pa tadi itu pas waktu magrib ada yang gedor pintu dan suaranya persis banget sama kamu, dia bilang "Diana buka pintunya,  berkali-kali " Diana buka pintu" aku pikir itu kamu tapi kamu biasanya kan panggil aku  sebutan mama bukan sebutan nama Diana, tapi mama ga curiga, mama buka pintunya tapi ga ada siapa-siapa lagi pa". Cerita istriku dengan wajah gelisah. 

Dalam batinku ada apa dengan rumahku, kenapa selalu ada suara-suara yang aneh akhir-akhir ini bahkan menyerupai suaraku dan terus menggangu keluargaku. Aku harus minta pendapat bapak kali ini... Aku telpon bapakku " Pak, Assalamualaikum... "

Bersambung... 

Arif Bagus Permadi

 

Ada Penghuni Selain Aku di Rumahku : Terdengar Memanggil Tapi tidak ada Orang


Setelah menikah aku putuskan untuk membeli rumah di daerah pinggiran kota. Aku tinggal berdua bersama istri di rumah yang baru kubeli itu. Perumahan yang masih baru dan masih sepi dengan lingkungan yang sangat hening. Ya, Hening karena sekeliling masih banyak pohon bambu dan sawah, ditambah dengan lampu penerangan jalan yang masih sedikit jadi kalau malam masih sangat gelap. Bila hujan turun malam hari, suasana akan semakin hening, hanya suara jangkrik yang terdengar, sesekali suara kodok mengimbangi. 

Suatu malam, Diana istriku ketakutan sambil menelpon ku "papa cepet pulang, ada apa emang ma? , jawabku. Cepet pulang pokoknya, suara istriku terdengar ketakutan". Pada saat itu memang aku ijin beli rokok dan mampir sebentar untuk ngopi. Bergegaslah aku pulang kerumah tidak butuh waktu lama karena memang toko rokoknya tidak jauh dari rumah. 

"Ada apa ma sih ma?" Teriakku dari halaman rumah. Kututup pintu dan bergegas menemui istriku. Sambil ketakutan istriku bercerita " Pa tadi mama kan didapur, mama mau minum,nah tiba-tiba seperti ada yang ngomong suaranya tepat ditelingaku, dia bilang "hei" Jelas banget, Suaranya laki-laki besar banget". Istriku mengira itu suaraku, tapi setelah dilihat tidak ada siapa-siapa. Ah sudahlah ga ada apa-apa mungkin kamu ngantuk, jawabku menenangkan. 

Setelah kutemani istriku sampai tertidur, aku keluar di halaman rumah sambil merokok. Kupikir itu hanya halusinasinya saja, tidak ada seperti itu. Pukul menunjukan 23.30, mata mulai mengantuk kubuang putung rokok itu dan berbalik arah akan membuka pintu, Tiba-tiba apa yang diceritakan istriku benar terjadi. Aku mendengar tepat ditelingaku, dekat sekali. "hee, haha!!" Suara laki-laki tua memanggil dan seperti mentertawaiku. Sontak aku menoleh kebelakang, kanan, kiri tidak ada siapapun. 

Ku kunci pintu, kututup semua gorden jendela ku dan kunyalakan semua lampu dirumah, mencoba untuk tenang aku masuk ke kamar. Pikirku suara siapa ya tadi, ah sudahlah. Kumatikan lampu kamar dan mencoba untuk tidur. 

Tak lama setelah terpejam mata ini, aku dan Diana terbangun. Kita satu sama lain saling menatap. "Kamu dengar kan pa" Tanya istriku. Kali ini suara itu tepat di jendela depan kamarku " Bukaen pintune (buka pintunya) ". 

Bersambung.... 

(Arif Bagus Permadi) 


Saturday, 9 January 2021

Sering Kemalingan : Warga Blok J18 Kompak Bangun Portal


Seringnya kejadian kehilangan yang dialami oleh warga Blok J18 perum di Prambon Sidoarjo, membuat warga berinisiatif untuk membangun portal. Harapan Warga dengan adanya portal setidaknya dapat meminimalisir kejadian-kejadian yang dapat merugikan warga. 

Warga tidak mau kecolongan lagi lingkungannya disatroni maling yang kerap meresahkan dan merugikan warga. Seperti kasus yang dialami salah satu warga yang kehilangan Laptop dan Handphone saat hendak pergi ke Pasar, kejadian begitu cepat baru ditinggal sebentar eh sudah bobol rumah lewat pintu belakang, kata pemilik rumah yang kemalingan.

Tak hanya berhenti di Laptop dan Handphone, selang beberapa bulan terjadi lagi kasus kehilangan di rumah Warga, kali ini yang hilang burung Murai. Burung Murai termasuk burung yang cukup mahal, jadi termasuk barang yang diincar maling.

Memang banyak celah di Blok J18 yang rawan untuk dimasuki maling, seperti pagar sisi utara yang tingginya hanya sekitar 1.5 meter, kemudian sisi selatan yang tidak ada portal, berbatasan langsung dengan sawah warga sekitar dan orang asing bebas lalu lalang masuk ke lingkungan blok J18. 

Tidak menunggu lama, Pengurus Paguyuban Blok J18 Bapak Dhandu, Bapak Permadi, Bapak Sahri, Bapak Zainal dan semua warga Blok J18  sepakat membangun portal demi kebaikan bersama. Mungkin tindakan prefentif kedepan akan dibangun kawat berduri sisi utara setelah portal berfungsi, ujar ketua PU Blok J18 Bapak Zainal Abidin.




Wednesday, 2 January 2019

Cara Meditasi Ilmu Jawa “Manunggaling Gusti”


Banyak Orang Jawa yang suka melakukan meditasi. Meditasi  bisa memberikan ketenangan dalam jiwa pada orang yang melakukannya. Bahkan meditasi bisa menangkal serangan-serangan ilmu ghaib seperti santet. Namun, banyak di jaman sekarang meditasi jarang dilakukan lagi. Meditasi ilmu Jawa seperti Ilmu Manunggaling Gusti memiliki banyak fungsi seperti menangkal serangan ilmu ghaib, mengolah jiwa dan bahkan bisa menyembuhkan penyakit orang atau diri sendiri.

Lalu bagaimana cara dan bacaan yang harus dilakukan. Akan dijelaskan dibawah ini :
1.      Duduk bersila, cari tempat yang sunyi jauh dari kebisingan.
2.      Posisi duduk menghadap Selatan
3.      Tangan kanan tepat ditengah dada, 5 jari mengarah keatas jari2 rapat.
4.      Kemudian baca bacaan Gusti ingkang maha suci kulo nyuwun pangapuro dumadeng gusti ingkang maha suci. Sirolah, datulah, sifatulah kulo sejatine satria nyuwun wicaksono nyuwun panguwoso kangge tumindake satria sejati kulo nyuwun kangge anyirnaake tumindak ingkang luput.
5.      Terus ulangi bacaan itu sampai tangan kanan anda bergerak sendiri, biarkan ikuti arah tangan anda sampai pada akhirnya kembali ke dada posisi seperti semula.

Meditasi ini lebih bagus menggunakan dupa agar meditasi bisa lebih masuk cepat kedalam jiwa. Setelah meditasi anda akan merasakan jiwa yang tenang dan damai. Meditasi ini lakukan setiap tengah malam untuk merasakan fungsi dari meditasi ini.

Bacaan Manunggaling Gusti ini juga bisa digunakan untuk mmenyembuhkan penyakit dengan tambahan sebelum membaca bacaanndi awali dengan niat meminta maaf kepada Gusti atas perbuatan kita selama ini dan meminta maafkan prang yang sedang sakit dan yang akan disembuhkan. Contoh, gusti ampuni dosa saya, ampuni dosa orang-orang yang pernah menyakita hati says. Gusti ampuni dosa Dewi (nama yang akan disembuhkan), lalu maafkan dosa yang pernah menyakiti hati dewi. Nah setelah itu baru baca bacaan manunggaling gusti.

Wednesday, 19 December 2018

Pedagang UKM Takut Masalah Pajak Usaha : Jokowi bisa kalah di Pilpres 2019




Pajak memang adalah kewajiban setiap orang atau badan yang melakukan kegiatan usaha untuk membayar dan melaporkannya. Baik itu pedagang kecil sampai besar wajib hukumnya meyelesaikan urusan perpajakannya. Bila pelaku usaha tidak melaksanakan urusan perpajakan dengan benar akan 
dikenakan sanksi berupa denda.

Nah, Denda pajak ini yang menjadi momok bagi para pelaku usaha kecil menengah yang belum mampu membuat perhitungan pajak dan pembukuan dengan baik. Pelaporan pajak yang dirasa masih sulit dan rumit bagi para pelaku usaha kecil sampai menengah ini yang menjadi penyebab pelaku usaha tidak melaksanalan kewajiban pajaknya.

Rumor yang beredar di Pasar Atom Surabaya ada yang terkena denda pajak begitu besar yang menimpa salah satu toko emas. Kabar itu begitu cepat terdengar ke pelaku usaha di kota-kota kecil di Jawa Timur. Kabar itu membuat takut para pedagang mengenai pajak dengan dendanya yang begitu fantastis.  

Kebanyakan pelaku usaha kecil menengah di kota kota kecil seperti Sampang, Pamekasan, Probolinggo dan kota-kota lain di Jawa Timur tidak melakukan pelaporan pajak bahkan tidak membayar pajak. Alasannya memang tidak mengerti caranya perhitungan dan pelaporan yang baginya begitu rumit. Kalau melihat sulitnya urusan perpajakan seperti ini dan melihat dendanya yang menakutkan saya tidak pilih Jokowi sajalah, ujar kebanyakan pelaku usaha kecil menengah.

Perpajakan yang sulit menimbulkan persepsi negatif ke Jokowi bagi para pelaku usaha. Sebenarnya Pemerintah sudah memberikan kemudahan bagi para pengusah kecil dengan adanya pajak final yang turun dari 1 % menjadi 0.5 % dari total pendapatan bruto. Namun kurangnya sosialisasi dan pengarahan dari kantor perpajakan di daerah-daerah ditambah isu denda pajak di pasar atom Surabaya terdengar cepat ke telinga para pelaku usaha di daerah, sehingga menghubung- hubungkan ketakutan akan pajak dengan pilpres 2019.

Mereka berasumsi bahwa dengan tidak memilih Jokowi di pilpres 2019, tidak akan ada perpajakan yang rumit. Persepsi itu sebenarnya keliru, siapapun yang menjadi Presiden akan tetap menjalankan kebijakan perpajakan. Hanya saja mungkin yang berbeda nanti caranya saja lebih ada peringkasan tentang cara pelaporan dan bayar pajaknya.

Dilematis memang urusan pajak dengan persepsi yang sudah terstigma di masyarakat mengenai pajak. Stigma masyarakat mengenai pajak masih belum positif, kasus penggelapan pajak yang dulu sempat sunter menjadi stigma yang sudah terbangun di masyarakat. Masyarakat juga masih menilai belum adanya efek positif yang terasa dari pajak itu sendiri. Kita bayar pajak tapi kesehatan BPJS juga bayar bayar bayar terus, ujar salah satu pedagang di kota Sampang.

Sebagai warga negara yang baik, kita memang harus membayar pajak. Pajak untuk pembangunan Indonesia yang lebih baik. Masyarakat memerlukan edukasi mengenai perpajakan agar kesadaran itu terbangun dan stigma tentang pajak berubah. Peringkasan cara perhitungan dan pelaporan pajak juga dapat mempengaruhi masyarakat kita dalam membayar pajak. Tentunya juga harus ada efek dari membayar pajak itu sendiri dan jangan ada lagi kasus penggelapan dana pajak lagi.